MITOS CINTA PERTAMA
Apakah cinta pada pandangan pertama itu benar-benar ada?
Ini adalah topik yang paling banyak ditanyakan orang sepanjang sepuluh tahun karir saya sebagai Relationship Coach di
HitmanSystem.com.
Beragamnya nasihat dan kisah cinta tentang di luar sana membuat
orang-orang punya pemikiran yang salah tentang cinta pada pandangan
pertama. Akibatnya jadi banyak hati yang trauma dan hubungan yang
terluka, bahkan cinta pun jadi sesuatu yang dianggap berbahaya, negatif,
dan menyakitkan.
Ayo luangkan waktu sepuluh menit saja untuk mengedukasi diri Anda.
Baca, renungkan, komentari, dan sebarkan pada teman-teman Anda.
MITOS 1: Cinta itu Urusan Hati atau Jiwa.
Benar bahwa cinta adalah gejolak emosi yang timbul dalam bentuk
perasaan di hati atau di jiwa. Tapi salah jika Anda berpikir bahwa rasa
cinta itu sekonyong-konyong timbul begitu saja dalam hati. Rasa cinta
tumbuh dari proses yang terjadi dalam otak, biologi, dan fisik Anda.
Saat tertarik pada seseorang, tubuh Anda dibanjiri biokimia tubuh
seperti testosterone, estrogen, dopamine, dan norepinephrine yang
bercampur aduk sehingga Anda merasakan gejolak emosi tertentu.
Perasaan-perasaan demikian yang kemudian Anda terjemahkan sebagai ‘ada
rasa’, ‘ada geregetan’, ‘ada penasaran’, ‘ada deg-degan’, ‘ada hati’,
dsb. Artinya, cinta turun dari mata, berputar-putar di otak dan seluruh
sistem tubuh, lalu barulah terasa di hati.
MITOS 2: Ada Cinta Pada Jatuh Cinta.
Jatuh cinta pada pandangan pertama sesungguhnya tidak melibatkan
cinta sama sekali. Cinta yang saya maksud di sini adalah rasa kesatuan
dan kelekatan yang mengikat sehingga dua orang bisa bertahan melalui
suka-duka bersama. Saat PDKT dan terjadi cinta pandangan pertama, tidak
ada cinta ataupun kualitas rasa yang sedalam seserius itu. Yang ada
hanyalah ketertarikan hasrat atau gairah untuk mencari, mendekati, dan
memiliki sesuatu yang terasa nikmat. Itu dorongan dan harapan yang
normal alamiah, setiap manusia memang tercipta demikian. Setiap hubungan
cinta memang sewajarnya dimulai dari rasa itu.
Dalam PDKT dan romansa, hal-hal apa saja yang terasa nikmat dan
membangkitkan hasrat? Penampilan yang indah atau seksi. Perilaku yang
unik dan aneh. Kegiatan yang bersifat permainan atau tantangan. Dan yang
paling penting adalah adanya kontak fisik.
Jika ada seorang lawan jenis (secara sengaja atau tidak sengaja)
melibatkan Anda berbagai hal tersebut, tubuh cenderung otomatis
dibanjiri biokimia yang membuat Anda merasa ‘jatuh cinta’. Tapi jelas
itu bukan (jatuh) cinta dalam arti yang sebenarnya, itu hanya hasrat
atau gairah karena terpancing kenikmatan atau keseruan tertentu.
Makanya
jangan norak dan terlalu serius bawa-bawa cinta kalau baru kenal
seseorang. Silahkan bicara cinta bila Anda sudah berinvestasi
dan bertahan melalui suka-duka bersama.
MITOS 3: Cinta itu Butuh Kepastian dan Kenyamanan.
Mitos ini membuat banyak orang jadi sibuk menawarkan kenyamanan,
kebaikan, kepastian saat PDKT. Padahal justru sebaliknya, cinta pada
pandangan pertama alias ketertarikan hasrat dan gairah itu muncul karena
ada campuran kenyamanan dan ketidaknyamanan. Kalau Anda membuat doi
100% nyaman pada Anda, maka dia hanya merasa aman nyaman pada Anda: dia
tahu bahwa Anda akan selalu baik padanya, bahwa dia tidak akan pernah
kehilangan kepedulian dan bantuan Anda, bahwa Anda akan selalu
bersamanya
sekalipun dia tidak mempedulikan ataupun membalas kebaikan Anda.
Dan perhatikan saat Anda bersama orang yang sangat Anda sukai, bila
cinta muncul karena kenyamanan, lalu kenapa Anda merasa gugup, salting,
gengsi, jaim dan takut salah langkah?
Jika Anda memberi kenyamanan, dia bukannya jadi tertarik pada Anda..
dia malah jadi datar atau biasa saja pada Anda. Karena saat PDKT,
kenyamanan membunuh bibit-bibit cinta.
Coba ingat kisah orang ataupun pengalaman Anda sendiri tentang cinta
pada pandangan pertama. Seringkali bertolak belakang dengan idealisme
bahwa percintaan timbul dari persahabatan. Misalnya, Anda baru kenal dia
lewat social media alias masih bahaya dan asing,
tapi entah kenapa obrolan kalian bisa sangat nyambung. Atau misal Anda biasanya benci orang yang narsis,
tapi Anda terkejut ternyata di balik itu ada kelembutan yang tidak banyak orang tahu. Atau misalnya semua orang bilang dia player dan brengsek,
tapi Anda jadi tertarik karena tanpa sengaja melihatnya bekerja keras demi orangtuanya yang sakit keras.
Campuran kenyamanan dan ketidaknyaman, campuran paradoks, itu adalah
tanah yang subur untuk gejolak biokimia (baca: cinta) pada pandangan
pertama. Makanya banyak film mengisahkan pasangan yang jatuh cinta tanpa
sengaja, romantisme yang tak terduga, karena ada permainan, unsur
kecelakaan atau bahaya, serta peristiwa seru mendebarkan di luar dugaan
lainnya.
Jadi kesimpulannya adalah jatuh cinta pada pandangan pertama itu sebenarnya tidak ada. Seperti saya tulis dalam buku
Dapatkan Cintanya Dibawah 7 Detik,
yang ada hanyalah jatuh doyan atau jatuh nafsu pada pandangan pertama,
alias Lust At First Sight. Ketertarikan hasrat atau gairah itulah yang
kemudian
jika dibina dalam hubungan akan bertumbuh jadi cinta yang serius, kuat, dan mengikat untuk waktu lama.
Cinta
itu timbulnya belakangan, so jangan sok norak lagak serius-serius pada
saat pendekatan ya.. karena bukan saja itu mematikan cinta, tapi itu
juga penipuan!